Apakah kebudayaan itu? Masing-masing orang mempunyai pandangan yang berbeda tentang kebudayaan. Industri yang berbeda juga mempunya definisi yang berbeda tentang kebudayaan. Saat ini, wakil presiden Bauing Group Gu Pu membagikan opininya mengenai kebudayaan: kebudayaan memperindah jiwa dan raga.
Wakil presiden Bauing Gu Pu diundang untuk memberikan ceramah pada murid-murid pasca sarjana di School of Business of GUFS di Guangzhou pada sore hari, tanggal 9 Januari. Profesor Gu Pu berbicara mengenai kebudayaan dan pengembangan usaha. Ia juga mendiskusikan topik-topik yang berhubungan dengan <<kebudayaan China dan pengembangan usaha>>.
▲ Lokasi ceramah
Profesor Gu Pu memulai ceramahnya dengan memberikan arti dari kebudayaan. Ia menerangkan perubahan arti kata kebudayaan dari waktu ke waktu. Definisi kebudayaan itu beraneka ragam seperti fenomena budaya saat ini yang merupakan ratusan bunga yang sedang mekar. Dari sudut pandang budaya sosial dan perkembangan budaya perusahaan, ia menekankan bahwa ada hubungan yang dekat antara kebudayaan China dan pengembangan perusahaan. Budaya China merupakan budaya yang sangat dalam dan mempunyai pengaruh yang sangat besar. Budaya China harus diterapkan oleh perusahaan-perusahaan China modern, seperti ide yang diungkapkan Profesor Gu Pu bahwa budaya dapat memperindah jiwa dan raga yang juga muncul dalam pengembangan diri.
▲ Profesor Gu Pu berpendapat bahwa perusahaan – perusahaan China modern harus mengambil manfaat dari kebudayaan tradisional China
Selama ceramah berlangsung, Profesor Gu Pu berbagi pendapatnya mengenai kehidupan dan budaya dengan humor-humornya yang cerdas. Ceramahnya ini didasari oleh kehidupan dan karya cipta budayawan terkenal, baik dari dalam maupun luar negeri, pengalaman pribadinya, dan juga kejadian-kejadian nyata tentang bagaimana ia menggabungkan budaya dan perusahaan dalam pengembangan usahanya. Pada tahun 2014, International Daily News (Indonesia) memuat pandangan-pandangan Profesor Gu: Jika dibandingkan dengan bumi, kehidupan manusia sangatlah pendek, seperti Epiphyllum yang berumur pendek. Epiphyllum mati dengan cepat, tetapi keindahannya bertahan lama. Melalui analoginya mengenai Epiphyllum, Profesor Gu Pu mengingatkan semua orang untuk menghargai waktu dan membuat kehidupan menjadi sejahtera. Seperti proses yang dilalui pelukis Zhou Guocheng ketika melukis Orchid, ia menekankan bahwa keahlian tidak dapat didapat tanpa usaha yang terus-menerus. Di samping itu, ia juga menyampaikan pendapatnya yang unik mengenai cinta. Ia berharap semua orang dapat hidup dengan cinta besar.
▲ Profesor Gu Pu sedang memberikan ceramah
▲ Para murid GUFS mendengarkan ceramah dengan saksama
Kebudayaan beraneka ragam dengan isinya dan tingkatnya masing-masing. Profesor Gu Pu, berbagi cerita mengenai banyak kisah nyata. Ia menekankan bahwa melalui penjelasan mengenai kehidupan yang sementara, dan juga karangan Silence and Power(diterbitkan Peoples ’ Daily dan dikoleksi oleh Appreciation of Famous Chinese Proses) yang ditulis oleh Zhou Guocheng dan terinspirasi oleh lukisan Orchid dan keluhuran Wen Huaisha mengenai cinta besar di dunia, merupakan cara untuk menjadikan jiwa dan raga manusia lebih kaya dan indah.
▲ Profesor Gu Pu menerima kenang-kenangan dari GUFS
Li Qing, sekretaris jenderal 21 st -Century Maritime Sill Road Collaborative Innovation Center (MSRCIC), Xu Zhichao, sekretaris CPC of the School of Business of GUFS, Zhu Wenzhong, dekan eksekutif the School of Business, dan para murid pasca sarjana menghadiri ceramah tersebut. Dekan Eksekutif Zhu Wenzhong membuka ceramah tersebut.
▲ Profesor Gu Pu berbincang dengan Sekretaris Jenderal Li Qing dan perwakilan GUFS lainnya
Setelah ceramah selesai, Profesor Gu Pu mencapai konsensus awal mengenai beberapa proyek kerja sama di tahun 2016 dengan Sekretaris Jenderal Li Qing dan perwakilan GUFS lainnya, termasuk mendirikan sebuah kelas bisnis elit di Indonesia, mengadakan kelas Bauing untuk pasca sarjana, menggelar sebuah forum internasional mengenai strategi One Belt and One Road.
▲ Foto bersama