Berita Bauing
home > Berita dan Tren >

Berita Bauing



▲  Wawancara Eksklusif Lianhe Zaobao 


Teks lengkap sebagai berikut:


“Saya menghabiskan 20 tahun untuk menciptakan dan mengembangkan PT. Bauing. Ini adalah bisnis kedua kali saya. Jadi saya tidak mempersiapkan kesempatan mundur. Dalam 5 tahun kemudian, PT. Bauing bukan sebuah perusahaan terdaftar saja. Bukan begitu saja.”


Sebagai CEO PT. Bauing Indonesia dan ketua dewan direktur Bauing Group, ketika Gu Shaoming menerima wawancara eksklusif koran kita, dia mempunyai tujuan tersebut penuh dengan kepercayaan diri. Sebelumnya dia sangat berhasil di usaha industri konstruksi.

  

Shenzhen Bauing Construction Group (disingkat sebagai Bauing Group) adalah salah satu perusahaan industri konstruksi dekorasi yang terpadu di China. Ruang lingkup usahanya sangat kaya, terutamanya Dekorasi dan Renovasi, Proyek Pintar Terintegrasi, Instalasi Mekanis dan Listrik, Stuktur Baja serta memberikan solusi desain, konstruksi dan instalasi terintegrasi serta jasa manajemen konstruksi bagi klien. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1994 dan memasuki pasaran China pada akhir tahun 2013. Perusahaan ini merupakan salah satu perusahaan terdaftar dalam bidang industri konstruksi dekorasi di seluruh negeri yang jumlahnya sangat sedikit.

  

Pada November 2014, Bauing Group bersama PT. Sioeng Group Indonesia untuk mendirikan PT. Konstruksi Bauing Indonesia supaya memasuki pasaran Asia Tenggara secara resmi. Pada April 2015, Gu Shaoming yang menjabat sebagai direktur, manager umum dan lain-lain pada Bauing Group sebelumnya mengundurkan diri dengan tegas, lalu menjabat CEO pada PT. Bauing Indonesia.


“Sudah lebih dari 20 tahun saya bekerja di bidang ini. Sebelumnya saya adalah manajer finansial di sesuatu perusahaan milik negara. Pada tahun 1995, ketua Deng Xiaoping menyerukan kita untuk memulai usaha sendiri. Jadi saya meninggalkan perusahaan sebelumnya dan bekerja di perusahaan swasta”, katanya Gu Shaoming yang berumur 51 tahun itu.

  

“Tapi tiada pekerjaan yang baru dalam dua bulan setelah saya mengundurkan diri. Kamu tahu, kalau tidak dapat mencari pekerjaan dalam dua bulan setelah menulis surat pengunduran, hal itu diperlukan keberanian.”

  

Untunglah, Gu Shaoming berhasil mencari mitra kerjasama dan mengakuisisi PT. Bauing pada tahun berikut. Usahanya memulai sejak itulah. 


Semua gedung tinggi dibangun dari permukaan tanah. Gu Shaoming bilang, “Penciptaan dan pengembangan Bauing Group sangat susah payah, dari delapan karyawan sampai sekarang lebih dari 1,000 orang. Saya pikir, jalan ini betul sekali.”


Saat ini, modal disetor Bauing Group mencapai 680 juta RMB (sama dengan 150 juta dolar Singapura). Perusahaan telah diidentifikasi sebagai gelar kehormatan “Merek Dagang Terkenal China” dan dihadiahkan “Top 100 Perusahaan yang Paling Berkembang dalam Industri Konstruksi China” serta “Top 100 Perusahaan dalam Industri Konstruksi Dekorasi China” secara terus-menerus.


Waktu ini, PT. Bauing Indonesia sudah menandatangani banyak kontrak konstruksi di Indonesia. Proyek konstruksi dilaksanakan secara lancar. Untuk memuji Bauing Group yang mengembangkan bisnis di Asia Tenggara secara aktif, Bauing Group menerima “Penghargaan Perusahaan yang Berhasil Memasuki ASEAN” dari China-ASEAN Business Council pada bulan yang lalu.


Gu Shaoming menyatakan bahwa pada waktu itu, dia tiada dukungan apa pun, tapi berani memulai usaha. Sekarang dia akan mengembangkan cabang di luar negeri dengan berani dan tegas yang sama ketika menciptakan Bauing Group dulu. Katanya, selain cabang Indonesia, Bauing Group berencana membuka cabang di AS, serta menjadi perusahaan terdaftar di Indonesia, Singapura bahkan AS dalam lima tahun kemudian.


Strategi PT. Bauing untuk mengembangkan pasaran Asia Tenggara justru sesuai dengan seruan “Satu Sabuk Satu Jalan”. Pada tahun 2013, Sepanjang Sabuk Jalan Sutra Ekonomi dan Jalur Sutra Maritim Abad Ke-21 ( Silk Road Economic Belt and 21st-Century Maritime Silk Road ) yang pertamanya diajukan oleh Presiden China Xi Jinping.


“Pemerintah China menyerukan untuk menikmati pengembangan dan kesejahteraan bersama dengan negara ASEAN, dan mendorong perusahaan China untuk Going-Out dengan banyak dukungan, misalnya dana dan modal. Kita menyambut seruan tersebut”, tuturnya Gu Shaoming.


Menurutnya, Indonesia yang mempunyai populasi 250 juta orang itu merupakan menara jembatan mana Bauing Group memasuki pasaran Asia Tenggara. Katanya, “Saya akan memilih negara dengan populasi yang besar dalam negara sepanjang Satu Sabuk Satu Jalan. Setelah pasaran Indonesia dikembangkan, Singapura dan Malaysia adalah tujuan berikut kita.”


Gu Shaoming menyatakan PT. Bauing Indonesia utamanya mengikut serta proyek konstruksi di bidang infrastruktur, perlindungan lingkungan, penghematan energi, kota pintar dan transportasi pintar, serta berencana membangun taman industri bebas pajak. Bagi proyek rumah perlindungan lingkungan dan penghematan energi markas bersar TRI yang dikontrak pembangunan oleh PT. Bauing Indonesia, sebagiannya sudah diserah terima.


Gu Shaoming juga mengenalkan sekarang perusahaan sedang meneliti bagaimana memasang bahan pembangkitan surya pada kaca bangunan dengan teknologi baru.


Katanya, “Bangunan pada masa depan itu tentulah melindungi lingkungan, mengurangi emisi dan karbon rentah, bahkan tidak menghemat energy saja, tapi memangkitkan energi juga. Coba kira, setiap gedung akan menjadi sebuah pembangkit independen pada masa depan. Bagaimanapun dia dapat menghasilkan energi tanpa menghiraukan cuaca yang buruk dan bencana yang besar. Ini adalah pembangkitan yang didistribusikan yang aman, perlindungan lingkungan dan non polusi.”


Di bidang kota pintar, Gu Shaoming bilang perusahaannya akan mulai dengan kesehatan, energi, rumah dan transportasi.


Katanya, “Mengapa saya mau mulai dengan isu transportasi? Karena sering macet di Jakarta. Kalau mau makan di luar, haruslah habiskan lebih dari satu jam. Jadi saya mengajukan saran kepada pemerintah setempat untuk belajar dari pengalaman kota Shenzhen. Jumlah kentaraan di kota Shenzhen itu termasuk tempat kedua di seluruh China, tapi tidak begitu macet karena transportasi pintar dilakukan secara lancar.” 

 

Gu Shaoming juga mengaku bahwa perusahaan China yang menginvestasi di luar negeri akan menghadapi banya kesulitan misalnya kebiasaan kehidupan, bahasa dan agama yang beda. Meskipun demikian, dia menjamin perusahaannya akan mempekerjakan karyawan lokal lebih banyak dan sering menyelenggarakan kegiatan komunikasi budaya supaya dapat berintegrasi dalam masyarakat setempat. 


“Sebelumnya kita melaksanakan pameran tulisan dan lukisan China. Penghasailan lelang itu semunya disumbangkan kepada Palang Merah Internasional untuk memberikan kontribusi yang berarti kepada masyarakat setempat”, tuturnya. 


Ketika disebutkan dengan idea usahanya, Gu Shaoming menyimpulkan sebagai berikut: menjadi orang yang jujur, bekerja secara cermat, bisnis dengan win-win , membangun secara harmonis.


Memurutnya, ketika Bauing Group melakukan investasi di Indonesia, keuntungan bukan tujuan pertama. “Kita melakukan kegiatan bisnis dengan prinsip bekerja untuk orang setempat. Bagi setiap perusahaan, kalau bisnis tentu diharap dapatkan keuntungan, jangan rugi. Tapi menurut kita, keuntungan yang masuk akal sudah boleh, tidak usah keuntungan sangat besar”, katanya. 

  

“Lebih rajin meluku dan menyiangi akan memperoleh panen yang lebih baik. Saya yakin, dengan pertukaran budaya, kita hidup berdampingan secara rukun dengan masyarakat setempat lebih dulu. Sesaat mendapatkan pengakuan mereka, hal kemudian akan dilaksanakan secara lancar.”


Kualifikasi dan Penghargaan

Berita dan Tren

Kebudayaan Bauing